Di tengah kehidupan yang begitu
pesat dan cepat, mungkin masih banyak orang yang terperangkap dalam sejumlah
masalahnya masing-masing. Ada yang terjebak dalam masalah karier ada pula yang
masih berkutat dengan dengan urusan keluarga, bahkan malah tak jarang terjebak
di kedua urusan ini. Mungkin dari tulisan yang singkat ini, bukan hendak
menjadi sok jagoan atau bagaimana melainkan memberikan tips dan membangun
kesadaran bersama bahwa siapapun kita, kita harus bertanggungjawab atas apa
yang telah diamanahkan kepada kita.
Mungkin
bagi yang saat ini sudah bekerja malah ada yang sudah menikah, tentu saja 2 hal
ini adalah hal yang harus diyakini dengan kuat sebagai amanah yang besar.
Bekerja bukan semata-mata untuk mencari kekayaan, melainkan menunjukkan
eksistensi diri kepada dunia luar bahwa kita mampu. Sedangkan keluarga adalah
amanah yang besar. Disadari atau tidak, ketika seseorang memutuskan untuk
menikah, artinya ia juga telah juga memutuskan untuk menerima amanah yang
besar. Pada saat itu juga, kita secara tegas mendeklarasikan diri menjadi
seorang pemikul amanah akibat ikatan yang terjalim setelah menikah yaitu
keluarga.
Ada beberapa hal yang membuat
dilemma antara keluarga atau karier
Yang
pertama adalah tuntutan ekonomi. Kebutuhan ekonomi dari jaman ke jaman
semakin meningkat. Mungkin, dengan alasan tuntutan ekonomi, banyak orang tua
yang mengorbankan waktunya untuk keluarga. Yang hanya pikirkan adalah uang,
uang, uang. Karena dari uanglah, tingkatan seseorang di mata masyarakat akan
naik dengan adanya kekayaan. Tapi, hal ini sangat salah. Karena uang tak dapat
membeli semua kebahagiaan dan kasih sayang yang ada dalam keluarga tersebut.
Yang dibutuhkan oleh seorang anak bukan hanya kebutuhan materi, melainkan
kebutuhan psikologi juga yang harus dipenuhi. Harta atau materi apapun tak
dapat membeli kebahagiaan dan kasih saying yang dibangun dalam keluarga
tersebut.
Yang
kedua adalah adanya konsep yang salah
antara keluarga dan karier. Banyak orangtua yang beranggapan bahwa
kebahagiaan keluarga akan muncul ketika semua kebutuhan dan keinginan keluarga
dapat terwujud. Tapi, presepsi ini sangat salah besar. Kebahagiaan itu muncul
karena adanya rasa kasih sayang dan cinta bukan karena adanya harta. Tetapi,
kita dapat memungkiri bahwa harta dapat membuat keluarga itu bahagia. Tetapi
kita jangan menempatkan harta sebagai patokan utama. Harta dapat dicari kalau
kasih sayang dan kedamaian ? Tak ada yang menyediakan kecuali dari keluarga itu
sendiri. Tak jarang juga, banyak orang tua yang memaksakan kemampuan yang ada,
misalnya bekerja sampai larut malam. Bahkan yang sangat ironis, ada orang tua
berani melakukan korupsi dengan alasan keluarga. Sungguh sangat disayangkan.
Presepsi ini harus diluruskan, bahwa keluarga dengan kemampuan yang ada dapat
membuat suasana mendukung.
Yang
ketiga adalah masalah prioritas. Ketika sang suami dan sang istri sibuk
dengan urusan kantornya masing-masing, maka komunikasi pun akan terhambat.
Waktu dengan keluarga akan juga hilang. Sampai rumah, hanya untuk istirahat
tanpa bercengkrama dengan keluarga.
Masalah anak ? Biasanya akan dititipi ke pembantu rumah. Ketika
prioritas ke urusan pribadi, maka akan menimbulkan konflik yang sangat
kompleks. Yang dirugikan tidak hanya suami ataupun istri melainkan anak. Tidak
adanya kesepakatan mengenai pembagian prioritas terutama pengasuhan anak akan
menimbulkan rasa tidak dihargai di lain pihak. Dan dampaknya, bisa jadi suasana
yang terbangun akan hilang ataupun dapat
menimbulkan perceraian.
Bagaimana
membangun Harmoni antara keluarga dan karier ? banyak orang berpikir untuk
sukses dalam berkarier harus mengorbankan segala-galanya misalnya keluarga.
Pada akhirnya orang itu ketika mencapai kesuksesan, maka ia tak mendapatkan
makna apa-apa. Kesuksesan yang tak
seimbang akan melahirkan disharmoni. Sukses yang awalnya yang ia anggap sebagai
impian hanya akan menjadi fatamorgana. Jadilah, seseorang yang haus di
tengah-tengah pada pasir yang begitu terik nan panas.
Keluarga laksana pelabuhan kapal-kapal di
lautan kehidupan. Ia bukan hanya sebagai tempat untuk mengistrirahatkan
mesin-mesinnya tetapi memberikan kebahagiaan dan memberikan solusi atas
permasalahan yang ada. Sukses yang seimbang antara keluarga dan karier adalah
kesuksesan yang sangat didambakan oleh siapapun. Kebutuhan keluarga terjamin
dan kasih sayang selalu tercurah membuat keluarga ini begitu lengkap. Pada
dasarnya, mewujudkannya sangat gampang, kita harus bisa membagi waktu antara
keluarga dan karier. Jangan memprioritaskan satu hal tetapi harus tetap
dua-duanya. Darisinilah akan terwujud keluarga sukses dunia dan akhirat :)
Artikel saya di http://pikr11bekasi.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar