Rabu, 23 Juli 2014

MEMBANGUN HARMONI MENUJU SUKSES KARIER DAN KELUARGA



Di tengah kehidupan yang begitu pesat dan cepat, mungkin masih banyak orang yang terperangkap dalam sejumlah masalahnya masing-masing. Ada yang terjebak dalam masalah karier ada pula yang masih berkutat dengan dengan urusan keluarga, bahkan malah tak jarang terjebak di kedua urusan ini. Mungkin dari tulisan yang singkat ini, bukan hendak menjadi sok jagoan atau bagaimana melainkan memberikan tips dan membangun kesadaran bersama bahwa siapapun kita, kita harus bertanggungjawab atas apa yang telah diamanahkan kepada kita.

                Mungkin bagi yang saat ini sudah bekerja malah ada yang sudah menikah, tentu saja 2 hal ini adalah hal yang harus diyakini dengan kuat sebagai amanah yang besar. Bekerja bukan semata-mata untuk mencari kekayaan, melainkan menunjukkan eksistensi diri kepada dunia luar bahwa kita mampu. Sedangkan keluarga adalah amanah yang besar. Disadari atau tidak, ketika seseorang memutuskan untuk menikah, artinya ia juga telah juga memutuskan untuk menerima amanah yang besar. Pada saat itu juga, kita secara tegas mendeklarasikan diri menjadi seorang pemikul amanah akibat ikatan yang terjalim setelah menikah yaitu keluarga.
 
Ada beberapa hal yang membuat dilemma antara keluarga atau karier
Yang pertama adalah tuntutan ekonomi. Kebutuhan ekonomi dari jaman ke jaman semakin meningkat. Mungkin, dengan alasan tuntutan ekonomi, banyak orang tua yang mengorbankan waktunya untuk keluarga. Yang hanya pikirkan adalah uang, uang, uang. Karena dari uanglah, tingkatan seseorang di mata masyarakat akan naik dengan adanya kekayaan. Tapi, hal ini sangat salah. Karena uang tak dapat membeli semua kebahagiaan dan kasih sayang yang ada dalam keluarga tersebut. Yang dibutuhkan oleh seorang anak bukan hanya kebutuhan materi, melainkan kebutuhan psikologi juga yang harus dipenuhi. Harta atau materi apapun tak dapat membeli kebahagiaan dan kasih saying yang dibangun dalam keluarga tersebut.

Yang kedua adalah  adanya konsep yang salah antara keluarga dan karier. Banyak orangtua yang beranggapan bahwa kebahagiaan keluarga akan muncul ketika semua kebutuhan dan keinginan keluarga dapat terwujud. Tapi, presepsi ini sangat salah besar. Kebahagiaan itu muncul karena adanya rasa kasih sayang dan cinta bukan karena adanya harta. Tetapi, kita dapat memungkiri bahwa harta dapat membuat keluarga itu bahagia. Tetapi kita jangan menempatkan harta sebagai patokan utama. Harta dapat dicari kalau kasih sayang dan kedamaian ? Tak ada yang menyediakan kecuali dari keluarga itu sendiri. Tak jarang juga, banyak orang tua yang memaksakan kemampuan yang ada, misalnya bekerja sampai larut malam. Bahkan yang sangat ironis, ada orang tua berani melakukan korupsi dengan alasan keluarga. Sungguh sangat disayangkan. Presepsi ini harus diluruskan, bahwa keluarga dengan kemampuan yang ada dapat membuat suasana mendukung.

Yang ketiga adalah masalah prioritas. Ketika sang suami dan sang istri sibuk dengan urusan kantornya masing-masing, maka komunikasi pun akan terhambat. Waktu dengan keluarga akan juga hilang. Sampai rumah, hanya untuk istirahat tanpa bercengkrama dengan keluarga.  Masalah anak ? Biasanya akan dititipi ke pembantu rumah. Ketika prioritas ke urusan pribadi, maka akan menimbulkan konflik yang sangat kompleks. Yang dirugikan tidak hanya suami ataupun istri melainkan anak. Tidak adanya kesepakatan mengenai pembagian prioritas terutama pengasuhan anak akan menimbulkan rasa tidak dihargai di lain pihak. Dan dampaknya, bisa jadi suasana yang terbangun  akan hilang ataupun dapat menimbulkan perceraian.

Bagaimana membangun Harmoni antara keluarga dan karier ? banyak orang berpikir untuk sukses dalam berkarier harus mengorbankan segala-galanya misalnya keluarga. Pada akhirnya orang itu ketika mencapai kesuksesan, maka ia tak mendapatkan makna apa-apa.  Kesuksesan yang tak seimbang akan melahirkan disharmoni. Sukses yang awalnya yang ia anggap sebagai impian hanya akan menjadi fatamorgana. Jadilah, seseorang yang haus di tengah-tengah pada pasir yang begitu terik nan panas.

Keluarga laksana pelabuhan kapal-kapal di lautan kehidupan. Ia bukan hanya sebagai tempat untuk mengistrirahatkan mesin-mesinnya tetapi memberikan kebahagiaan dan memberikan solusi atas permasalahan yang ada. Sukses yang seimbang antara keluarga dan karier adalah kesuksesan yang sangat didambakan oleh siapapun. Kebutuhan keluarga terjamin dan kasih sayang selalu tercurah membuat keluarga ini begitu lengkap. Pada dasarnya, mewujudkannya sangat gampang, kita harus bisa membagi waktu antara keluarga dan karier. Jangan memprioritaskan satu hal tetapi harus tetap dua-duanya. Darisinilah akan terwujud keluarga sukses dunia dan akhirat :) 

Artikel saya di http://pikr11bekasi.blogspot.com/


















Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Recent Posts

Introduction